Nama
orang Prancis ini adalah Jean-Paul Sartre (1905-1980), seringnya dipanggil
Sartre. Mendengar namanya, Anda akan berpikir tentang Filsafat. Kalau pernah
mendengar Eksistensialisme, berarti salah satunya akan ada nama Sartre. Namanya
lebih sering dihubungkan dengan Eksistensialisme, padahal bukan dia yang
memulainya. Tidak dapat disembunyikan juga bahwa di tangan Sartre Eksistensialisme
booming .
Sartre
banyak menghasilkan tulisan. Tulisan-tulisannya itu tidak sedikit diminati
orang bukan hanya di Prancis, tetapi di Eropa secara umum dan di berbagai
belahan dunia. Tulisannya punya daya sihir. Tulisan-tulisannya amat
menginspirasi dan menggerakkan orang karena menawarkan kedalaman dan makna.
Itulah kejeniusan Sartre, menyelimuti Filsafat dengan Sastra. Filsafat itu
jiwa, Sastra itu raga. Di hadapannya, Filsafat – utamanya Eksistensialisme –
menjadi sedap dan menawan.
Sartre,
jalan hidup, cara hidup, dan cara berpikirnya memikat orang. Keseluruhan
hidupnya adalah sebuah keutamaan. Itu yang dikejar, dibangun, dan dihidupinya.
Ia tekun dan giat dalam kesederhanaan untuk bebas. Kampanye kebebasan
digelorakannya.
Huis Clos (Pintu Tertutup) merupakan salah satu karya
penting. Naskah drama adegan satu babak yang dipentaskan pertama kali pada 27
Mei 1944 di Theatre du Vieux-Colombier, Paris, itu sudah mendunia. Huis Clos
telah diadaptasi ke dalam banyak hal dan dipentaskan ke mana-mana. Huis Clos
merupakan cara Sartre memperkenalkan gagasan Neraka-Filosofis. Ingin tahu lebih
jauh neraka-filosofis, jangan lepaskan apa yang sedang dipegang, genggamlah itu
dan peluklah. Masuklah ke dalamnya, ke dalam relasi agar kamu sungguh bebas.
Keluarlah dari neraka-filosofismu!